Selasa, 31 Mei 2011

Manfaat Kesehatan dari Mengkonsumsi Tomat

Tomat, Buah atau sayuran sih? Hal ini sering sekali menjadi pertanyaan, tapi di sini, kita bukan membahas itu, melainkan manfaat kesehatan dari Tomat. Buah merah yang satu ini memiliki banyak manfaat kesehatan bagi kita, Apa saja fungsi dan manfaatnya, berikut penjelasannya:
  • Sebagai Anti-oksidan, Tomat mengandung banyak vitamin A(beta-karoten) dan C. Vitamin yang terdapat pada tomat bertindak sebagai anti-oksidan, bekerja menetralisir radikal bebas. Radikal bebas sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan kerusakan sel. Semakin merah tomat, maka semakin banyak pula kandungan beta-karoten di dalamnya. 
  • Untuk para penderita Diabetes, Tomat memiliki kandungan mineral kromium, yang membantu menjaga tingkat gula darah.
  • Berguna bagi para Perokok, Mengapa? karena Tomat mengandung asam klorogenat dan asam coumaric, yang membantu untuk melawan beberapa karsinogen yang dibawa oleh asap rokok. Tetapi lebih baik lagi jika Anda berhenti merokok.
  • Membantu meningkatkan penglihatan, Hal ini sudah cukup jelas, karena Tomat memiliki kandungan vitamin A yang sangat baik bagi kesehatan mata.
  • Untuk kesehatan Jantung, Tomat mengandung kalium dan vitamin B, yang membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol tinggi. 
  • Untuk Kesehatan dan Perawatan kulit, Tomat juga mengandung likopen dalam jumlah yang tinggi. Anda cukup memotong tomat menjadi beberapa potong dan meletakkannya pada bagian kulit wajah Anda, biarkan selama 10 menit, kemudian bilas.
  • Untuk Kesehatan Rambut, Vitamin A yang terdapat pada Tomat sangat baik untuk menjaga kesehatan rambut, agar terlihat mengkilap dan kuat.
  • Untuk Kesehatan Tulang, Tomat mengandung vitamin K dan kalsium yang cukup banyak, sangat baik untuk membantu memperkuat tulang
Perlu Anda ketahui bahwa memasak tomat, akan menghancurkan sebagian besar vitamin C. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa likopen pada tomat, dapat membantu mengurangi kemungkinan kanker prostat pada pria, dan juga mengurangi kemungkinan kanker perut dan kanker kolorektal. Tomat yang dimasak menghasilkan likopen lebih banyak daripada tomat mentah, jadi terserah Anda, mau makan tomat secara langsung atau dimasak terlebih dahulu.

Jumat, 27 Mei 2011

Tips-Tips Supaya Kuku Anda Terlihat Cantik

Kesehatan kuku sering kali kita abaikan, padahal kuku yang sehat, terlihat segar dan mengkilap akan menambah kecantikan seseorang dan menambah kepercayaan diri. Kuku rapuh, kering, gelap dapat disebabkan karena kurangnya vitamin A, vitamin D, B dan kalsium  vitamin B12.

Asam lemak esensial sangat penting dalam pembentukan kulit dan kuku, mengelupasnya kuku bisa saja karena kurangnya asam linoleat. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan warna pucat, tekstur tipis pada kuku, hal ini akan membuat kuku menjadi datar atau cekung.

Tips agar kuku Anda tetap terjaga keindahanya:
  • Anda harus meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan vitamin A, seperti aprikot, brokoli, wortel dan keju dan kalsium dari susu, keju yoghurt, dan almond.
  • Untuk menghindari kuku rusak, Anda dapat memakai sarung tangan saat mencuci piring atau membersihkan kamar mandi.
  • Minum banyak air dan jus segar. Hal ini akan membantu menjaga tubuh Anda dan kuku anda tetap lembab.
  • Jangan menggunakan kutek yang menggunakan formalin atau pembeisih kutek terlalu sering. Kuku yang sehat memberikan warna alami yang menarik.
  • Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekeringan, ujung kuku melengkung dan kuku menjadi gelap, jadi pastikan untuk mengkonsumsi vitamin B12.

Tips-Tips Agar Anda Terhindar Dari Insomnia

Di kehidupan modern saat ini, tidur menjadi hal yang sangat sulit dilakukan, orang- orang bisa bergadang sampai tengah malam, entah itu sedang internetan ataupun nonton bola. Insomia juga salah satu penyebab umum seseorang susah tidur, hal ini tentu saja sangat menggangu, berikut ini tips-tips yang mungkin bisa membantu mengatasi masalah insomia yang sedang Anda alami.

  • Jangan makan makanan yang terlalu berat sebelum tidur. Makan makanan berat seperti nasi sebelum tidur, sebisa mungkin dijauhkan. Karena tubuh Anda akan menghabiskan banyak energi untuk menyerap atau mencerna makanan. Pada saat kita tidur tubuh kita masih bekerja, hal ini tentu menggangu proses tidur.
  • Tidurlah secara reguler. Maksudnya disini biasakan rutin tidur pada jam tidur, jangan sering bergadang, karena akan menggangu siklus tidur Anda.
  • Sebelum tidur, pastikan tidak ada yang menggangu, entah itu bunyi HP, atau pun karena pencahayaan kamar yang terlalu terang, kondisikan kamar tidur Anda, sehingga Anda nyaman untuk tidur.
  • Jangan berolahraga sebelum waktu tidur, Kadar hormon stres seperti kortisol dan norepinephrine meningkat selama Anda berolahraga saat malam hari. Hal ini akan membuat Anda susah untuk tidur.
  • Kurangi konsumsi kopi, jika pun anda ingin minum kopi, minumlah 4 jam sebelum waktu tidur, agar terhindar dari Insomia.
  • Membaca buku, atau bacaan ringan sebelum tidur, mungkin dapat membantu Anda tertidur.
  • Terlalu stress, atau sedang berpikir keras akan membuat Anda susah tidur, cobalah untuk rileks dan melupakan sejenak persoalan, dan mulailah tidur.
  • Mendengarkan musik-musik mellow atau musik yang berirama lembut dapat membuat Anda santai dan membantu proses tidur.
Bila masalah insomia yang Anda alami tidak juga kunjung terobati, mungkin Anda bisa mendapat pendapat dokter Anda dan mendiskusikannya. Tidur yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap produktifitas seseorang, jadi mulailah untuk tidur dengan nyenyak.

Selasa, 24 Mei 2011

Manfaat Teripang Laut untuk Kesehatan

Gamat merupakan hewan yang hidup di dasar laut, biasa dikenal sebagai Teripang , Sea cucumber atau hoi som. Terdapat kurang lebih 1000 species gamat, namun yang dapat dijadikan bahan makanan tidak lebih dari 40 species saja.
Satu diantara Gamat yang dapat kita konsumsi dan memiliki nilai pengobatan tradisonal yang istimewa adalah gamat species Stichopus hermanii (gamat Emas)

Gamat emas mengandung banyak zat gizi seperti protein, mineral, omega 3 dan Bio Active Element. Dalam sejarah tradisional China Gamat telah digunakan sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu untuk membantu mengatasi keluhan seperti menyembuhkan luka, meredakan rasa sakit di persendian, memperlancar sirkulasi darah dan secara umum dikonsumsi sebagai hidangan spesial untuk menjaga kesehatan karena dinilai sebagai ginseng laut.

Demikian pula oleh masyarakat Malaysia di Pulau Langkawi, sejak ratusan tahun lalu telah menggunakan Gamat untuk pengobatan seperti radang sendi, astma, luka bakar, penyakit kulit dan sebagai minyak urut. Kini khasiat Gamat semakin luas dimana dapat membantu mengatasi masalah paru-paru, hipertensi, diabetes, dan juga bagi ibu bersalin yang mengalami pembedahan (caesar). Didukung dengan teknologi modern kini khasiat Gamat dapat anda peroleh dalam kemasan yang praktis dan hygienis dalam Jelly Gamat.

Kandungan Jelly Gamat :
- Protein 86,8 %
- 80% kolagen
- Mucopolysacarida
- Condroitin Sulfat dan Glukosamin
- Omega 3
- Mineral
- Bio Active Element


Manfaat yang telah dirasakan oleh para konsumen Jelly gamat antara lain membantu :
- Mempercepat penutupan luka pada penderita Diabetes serta menghilangkan bau pada luka gangren
- Meredakan gangguan sakit lambung
- Meringankan sakit pada persendian / arthritis
- Menghentikan pendarahan pada wasir
- Mempercepat penyembuhan pasca operasi maupun bersalin
- Memperbaiki tekstur kulit menjadi lebih licin dan kenyal
- Menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida
- Meringankan penderita asma

Aturan Pakai :
Ambil 1 sendok makan (10 ml) setiap kali. Boleh ditambah dengan jus buah-buahan, air dingin, atau hangat.

Silahkan Klik DISINI utk Pembelian Jelly Gamat

Kamis, 19 Mei 2011

Studi Pendekatan Epidemiologi Deskriptif


Epidemiologi deskriptif adalah studi pendekatan epidemiologi yang bertujuan untuk menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di dalam masyarakat dengan menentukan frekuensi, distribusi dan determinan penyakit berdasarkan atribut & variabel menurut segitiga epidemiologi (orang, Tempat, dan Waktu).

Studi Deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi pendahuluan dari studi analitik yang dapat dilakukan suatu saat atau suatu periode tertentu. Jika studi ini ditujukan kepada sekelompok masyarakat tertentu yang mempunyai masalah kesehatan maka disebutlah studi kasus tetapi jika ditujukan untuk pengamatan secara berkelanjutan maka disebutlah dengan surveilans serta bila ditujukan untuk menganalisa faktor penyebab atau risiko maupun akibatnya maka disebut dengan studi potong lintang atau cross sectional.

Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :
1. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
2. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
3. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).

Kategori berdasarkan unit pengamatan atau analisis epidemiologi deskriptif dibagi 2 yaitu:
1. Populasi: Studi Korelasi Populasi, Rangkaian Berkala (time series).
2. Individu: Laporan Kasus (case report), Rangkaian Kasus (case series), Studi Potong Lintang (Cross-sectional).

Adapun Ciri-ciri studi deskriptif sebagai berikut:
1. Bertujuan untuk menggambarkan
2. Tidak terdapat kelompok pembanding
3. Hubungan sebab akibat hanya merupakan suatu perkiraan ataau semacam asumsi
4. Hasil penelitiannya berupa hipotesis
5. Merupakan studi pendahuluan untuk studi yang mendalam

Hasil penelitian deskriptif dapat di gunakan untuk:
1. Untuk menyusun perencanaan pelayanan kesehatan.
2. Untuk menentukan dan menilai program pemberantasan penyakit yang telah dilaksanakan.
3. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
4. Untuk Membandingkan frekuensi distribusi morbiditas atau mortalitas antara wilayah atau satu wilayah dalam waktu yang berbeda.

Konsep yang terpenting juga dalam studi epidemiologi deskriptif adalah bagaimana menjawab pertanyaan 5W+1H. Hal tersebut mengacu pada variabel-variabel segitiga epidemiologi terdiri dari orang (person), tempat (place) dan waktu (time).

A. ORANG (PERSON)

1. Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjangnya interval didalam pengelompokan cukup untuk tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian dan apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan umur pada penelitian orang lain. Di dalam mendapatkan laporan umur yang tepat pada masyarakat pedesaan yang kebanyakan masih buta huruf hendaknya memanfaatkan sumber informasi seperti catatan petugas agama, guru, lurah dan sebagainya. Hal ini tentunya tidak menjadi soal yang berat dikala mengumpulkan keterangan umur bagi mereka yang telah bersekolah.

2. Jenis Kelamin
Angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi dikalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan pria, juga pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut. Perbedaan angka kematian ini, dapat disebabkan oleh faktor-faktor intinsik. Yang pertama diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal sedangkan yang kedua diduga oleh karena berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok, minum minuman keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan seterusnya). Sebab-sebab adanya angka kesakitan yang lebih tinggi dikalangan wanita, di Amerika Serikat dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk mencari perawatan. Di Indonesia keadaan itu belum diketahui. Terdapat indikasi bahwa kecuali untuk beberapa penyakit alat kelamin, angka kematian untuk berbagai penyakit lebih tinggi pada kalangan pria.

3. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula oleh tempat tinggal. Karena hal-hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan maka tidaklah mengherankan apabila kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial. Masalah yang dihadapi dilapangan ialah bagaimana mendapatkan indikator tunggal bagi kelas sosial. Di Inggris, penggolongan kelas sosial ini didasarkan atas dasar jenis pekerjaan seseorang yakni I (profesional), II (menengah), III (tenaga terampil), IV (tenaga setengah terampil) dan V (tidak mempunyai keterampilan). Di Indonesia dewasa ini penggolongan seperti ini sulit oleh karena jenis pekerjaan tidak memberi jaminan perbedaan dalam penghasilan. Hubungan antara kelas sosial dan angka kesakitan atau kematian kita dapat mempelajari pula dalam hubungan dengan umur, dan jenis kelamin.

4. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan yakni
a. Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.
b. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress (yang telah dikenal sebagai faktor yang berperan pada timbulnya hipertensi, ulkus lambung).
c. Ada tidaknya “gerak badan” didalam pekerjaan; di Amerika Serikat ditunjukkan bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan mereka yang mempunyai pekerjaan dimana kurang adanya "gerak badan".
d. Karena berkerumun di satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja.
e. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan pekerjaan di tambang.

Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola kesakitan banyak dikerjakan di Indonesia terutama pola penyakit kronis misalnya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kanker.Jenis pekerjaan apa saja yang hendak dipelajari hubungannya dengan suatu penyakit dapat pula memperhitungkan pengaruh variabel umur dan jenis kelamin.

5. Penghasilan
Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport, dan sebagainya.

6. Golongan Etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan makan, susunan genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan-perbedaan didalam angka kesakitan atau kematian. Didalam mempertimbangkan angka kesakitan atau kematian suatu penyakit antar golongan etnik hendaknya diingat kedua golongan itu harus distandarisasi menurut susunan umur dan kelamin ataupun faktor-faktor lain yang dianggap mempengaruhi angka kesakitan dan kematian itu. Penelitian pada golongan etnik dapat memberikan keterangan mengenai pengaruh lingkungan terhadap timbulnya suatu penyakit. Contoh yang klasik dalam hal ini ialah penelitian mengenai angka kesakitan kanker lambung. Didalam penelitian mengenai penyakit ini di kalangan penduduk asli di Jepang dan keturunan Jepang di Amerika Serikat, ternyata bahwa penyakit ini menjadi kurang prevalen di kalangan turunan Jepang di Amerika Serikat. Ini menunjukkan bahwa peranan lingkungan penting didalam etiologi kanker lambung.

7. Status Perkawinan
Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara angka kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai dan janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun kematian karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu. Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan orang-orang yang tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak kawin lebih sering berhadapan dengan penyakit, atau karena adanya perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal dengan penyebab penyakit-penyakit tertentu.

8. Besarnya Keluarga
Di dalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita oleh karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.

9. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (seperti penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal berdesak-desakan didalam rumah yang luasnya terbatas hingga memudahkan penularan penyakit menular di kalangan anggota-anggotanya; karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai gizi cukup atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan sebagainya.

10. Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu maupun anak. Dikatakan umpamanya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu seperti asma bronchiale, ulkus peptikum, pilorik stenosis dan seterusnya. Tapi kesemuanya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

B. TEMPAT (PLACE)

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara:
1. Batas daerah-daerah pemerintahan.
2. Kota dan pedesaan.
3. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai, laut atau padang pasir)
4. Negara-negara
5. Regional

Untuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologi penyakit, perbandingan menurut batas-batas alam lebih berguna daripada batas-batas administrasi pemerintahan.

Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu daerah dengan batas-batas alam ialah : keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur, kelembaban, turun hujan, ketinggian diatas permukaan laut, keadaan tanah, sumber air, derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang tergambar dalam tingkat kemajuan ekonomi, pendidikan, industri, pelayanan kesehatan, bertahannya tradisi-tradisi yang merupakan hambatan-hambatan pembangunan, faktor-faktor sosial budaya yang tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan kesehatan, sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vektor penyakit menular tertentu, reservoir penyakit menular tertentu, dan susunan genetika), dan sebagainya.

Pentingnya peranan tempat didalam mempelajari etiologi suatu penyakit menular dapat digambar dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah, yang akan diuraikan nanti.

Di dalam membicarakan perbedaan pola penyakit antara kota dan pedesaan, faktor-faktor yang baru saja disebutkan diatas perlu pula diperhatikan. Hal lain yang perlu diperhatikan selanjutnya ialah akibat migrasi ke kota atau ke desa terhadap pola penyakit, di kota maupun di desa itu sendiri. Migrasi antar desa tentunya dapat pula membawa akibat terhadap pola dan penyebaran penyakit menular di desa-desa yang bersangkutan maupun desa-desa di sekitarnya. Peranan migrasi atau mobilitas geografis didalam mengubah pola penyakit di berbagai daerah menjadi lebih penting dengan makin lancarnya perhubungan darat, udara dan laut; lihatlah umpamanya penyakit demam berdarah.

Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari etiologi suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah dan pada menyelidikan-penyelidikan mengenai kaum migran. Didalam memperbandingkan angka kesakitan atau angka kematian antar daerah (tempat) perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiap-tiap daerah (tempat):
1. Susunan umur
2. Susunan kelamin
3. Kualitas data
4. Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk.

Walaupun telah dilakukan standarisasi berdasarkan umur dan jenis kelamin, memperbandingkan pola penyakit antar daerah di Indonesia dengan menggunakan data yang berasal dari fasilitas-fasilitas kesehatan, harus dilaksanakan dengan hati-hati, sebab data tersebut belum tentu representatif dan baik kualitasnya.

Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain mungkin berhubungan dengan 1 atau lebih dari beberapa faktor sebagai berikut:
1. Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat lainnya.
2. Konstitusi genetis atau etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti karakteristik demografi.
3. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat.
4. Variasi administrasi termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi pelayanan medis, program higiene (sanitasi) dan lain-lain.

Banyaknya penyakit hanya berpengaruh pada daerah tertentu. Misalnya penyakit demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh adanya “reservoir” infeksi (manusia atau kera), vektor (yaitu Aedes aegypty), penduduk yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab penyakit. Daerah dimana vektor dan persyaratan iklim ditemukan tetapi tidak ada sumber infeksi disebut “receptive area” untuk demam kuning.

Contoh-contoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu atau yang frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah dimana terdapat vektor snail atau keong (Lembah Nil, Jepang), gondok endemi (endemic goiter) di daerah yang kekurangan yodium.

C. WAKTU (TIME)

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan:

1. Fluktuasi jangka pendek dimana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan.
Pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi umpamanya epidemi keracunan makanan (beberapa jam), epidemi influensa (beberapa hari atau minggu), epidemi cacar (beberapa bulan). Fluktuasi jangka pendek atau epidemi ini memberikan petunjuk bahwa :
a. Penderita-penderita terserang penyakit yang sama dalam waktu bersamaan atau hampir bersamaan.
b. Waktu inkubasi rata-rata pendek.

2.Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun.
Perubahan secara siklus ini didapatkan pada keadaan dimana timbulnya dan memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun, atau tiap beberapa tahun. Peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi. Timbulnya atau memuncaknya angka kesakitan atau kematian suatu penyakit yang ditularkan melalui vektor secara siklus ini adalah berhubungan dengan:
a. Ada tidaknya keadaan yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor yang bersangkutan, yakni apakah temperatur atau kelembaban memungkinkan transmisi.
b. Adanya tempat perkembangbiakan alami dari vektor sedemikian banyak untuk menjamin adanya kepadatan vektor yang perlu dalam transmisi.
c. Selalu adanya kerentanan.
d. Adanya kegiatan-kegiatan berkala dari orang-orang yang rentan yang menyebabkan mereka terserang oleh “vektor bornedisease” tertentu.
e. Tetapnya kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit.
f. Adanya faktor-faktor lain yang belum diketahui. Hilangnya atau berubahnya siklus berarti adanya perubahan dari salah satu atau lebih hal-hal tersebut di atas.

3. Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang disebut “secular trends”.
Penjelasan mengenai timbulnya atau memuncaknya penyakit menular yang berdasarkan pengetahuan yang kita kenal sebagai bukan vektor borne secara siklus masih jauh lebih kurang dibandingkan dengan vektor borne diseases yang telah kita kenal. Sebagai contoh, belum dapat diterangkan secara pasti mengapa wabah influensa A bertendensi untuk timbul setiap 2-3 tahun, mengapa influensa B timbul setiap 4-6 tahun, mengapa wabah campak timbul 2-3 tahun (di Amerika Serikat). Sebagai salah satu sebab yang disebutkan ialah berkurangnya penduduk yang kebal (meningkatnya kerentanan) dengan asumsi faktor-faktor lain tetap. Banyak penyakit-penyakit yang belum diketahui etiologinya menunjukkan variasi angka kesakitan secara musiman. Tentunya observasi ini dapat membantu didalam memulai dicarinya etiologi penyakit-penyakit tersebut dengan catatan-catatan bahwa interpretasinya sulit karena banyak keadaan yang berperan terhadap timbulnya penyakit juga ikut berubah pada perubahan musim, perubahan populasi hewan, perubahan tumbuh-tumbuhan yang berperan tempat perkembangbiakan, perubahan dalam susunan reservoir penyakit, perubahan dalam berbagai aspek perilaku manusia seperti yang menyangkut pekerjaan, makanan, rekreasi dan sebagainya.
Sebab-sebab timbulnya atau memuncaknya beberapa penyakit karena gangguan gizi secara bermusim belum dapat diterangkan secara jelas. Variasi musiman ini telah dihubung-hubungkan dengan perubahan secara musiman dari produksi, distribusi dan konsumsi dari bahan-bahan makanan yang mengandung bahan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan gizi maupun keadaan kesehatan individu-individu terutama dalam hubungan dengan penyakit-penyakit infeksi dan sebagainya.

ACHMAD AMRULLAH
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALUOLEO