Sebuah penelitian dan penyelidikan yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Alberta, Kanada selama beberapa tahun menunjukkan bahwa otak tetap berkembang sepanjang masa hidup manusia, dan juga beregenerasi.
Seperti yang dikutip dari softpedia, Jum’at (23/09/2011), Penemuan tersebut dapat dilakukan karena teknologi pencitraan medis yang semakin hari, semakin baik. Mungkin saja setengah abad dari sekarang, teknik-teknik lain dapat mengungkapkan segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang otak.
Rincian studi terbaru tentang perkembangan otak ini dipublikasikan dalam paper yang diterbitkan dalam edisi terbaru Journal of Neuroscience, seperti yang dilaporan PsychCentral. Penelitian ini melibatkan 103 subjek tes yang sehat, berusia 5-32 tahun.
Ahli UA menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) untuk melihat pola aktivitas otak para uji subyek. Para peserta diuji dua kali, dan total scan berjumlah 221 scan.
"Ini adalah studi jangka panjang pertama, menggunakan jenis pencitraan untuk melihat kabel otak dan menunjukkan bahwa di dalam materi putih pada otak mengalami perubahan struktural yang terjadi selama masa dewasa muda," kata Ilmuwan Catherine Lebel, PhD, menjelaskan.
"Materi putih adalah kabel dari otak; menghubungkan berbagai daerah untuk memfasilitasi kemampuan kognitif. Jadi, koneksi akan semakin kuat seiring bertambahnya usia di masa dewasa muda, " tambah anggota tim studi.
Temuan yang paling luar biasa adalah bahwa daerah-daerah di lobus frontal otak terus berkembang setelah usia 20. Wilayah ini bertanggung jawab untuk mendasari fungsi kognitif yang lebih kompleks, seperti perhatian, dan inhibisi perilaku.
"Yang menarik adalah banyak penyakit jiwa dan gangguan lainnya muncul selama masa remaja, sehingga muncul beberapa pemikiran yang beranggapan jika saluran tertentu mulai merosot terlalu cepat, bukanlah penyebab penyakit jiwa, tetapi mungkin hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang lebih rentan untuk mengembangkan gangguan jiwa, "tambah rekan penulis studi dan pakar UA, Kristen Beaulieu, PhD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar