Tampilkan postingan dengan label tanya jawab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tanya jawab. Tampilkan semua postingan
Kamis, 26 April 2012
Seret Karena Cairan Sedikit
Pak Boyke yang terhormat, Dok, saya pengantin baru. Saya ada sedikit masalah menyangkut hubungan seksual kami. Masalahnya adalah saat saya akan bercinta dengan istri, kadang-kadang cairan dia sangat banyak keluar, tapi kadangkadang malah seret. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana caranya cairan kemaluan istri cepat basah bila akan bercinta? Kadang-kadang saya pakai baby oil, apa ini bahaya dok? Lalu apakah baby oil juga dapat mempengaruhi kehamilan? Apakah baby oil juga bisa membunuh sperma saya dok? Ahmadi / Pecenongan, Jakarta Pusat
Jawab:
Coba rangsang titik rangsang pada istri (titik-titik erogen) seperti belakang telinga, leher, payudara, dan juga sekitar kemaluan (terutama klitoris). Lakukan secara santai dan penuh kasih. Situasi romantis seperti ini bisa mempengaruhi keinginan perempuan untuk melakukan hubungan seks, yang dampaknya akan mengeluarkan cairan. Bila terlihat cairan sudah mulai membasahi kemaluan istri, itu tandanya istri sudah mulai terangsang. Tidak berbahaya menggunakan baby oil untuk membantu kelancaran, karena minimnya cairan istri yang keluar. Namun, hendaknya Pak Ahmadi melakukan usaha-usaha perangsangan terlebih dahulu. Bila usaha itu tidak berhasil, altenatif penggunaan baby oil bisa dilakukan. Penggunaan bayi oil tidak mengganggu vagina. Istri Anda masih bisa hamil. Namun, baby jangan dimasukkan ke dalam vagina, cukup ditaruh diluarnya saja. Lebih aman lagi menggunakan air ludah.
Meninggal Gara-gara ML?
Pak Boyke yang baik, Pak Boyke saya sering dengar ada orang meninggal saat berhubungan seks. Saya juga kebetulan penderita kelainan jantung, usia saya sekarang 45 tahun. Sementara istri saya 30 tahun. Saya jadi takut kalau tiba-tiba saya meninggal saat berhubungan seks dengan istri saya. Mengapa jantung bisa mendadak berhenti saat berhubungan seks? Bagaimana cara mengatasinya? Sejauh mana pengaruh obat kuat pada kemungkinan serangan jantung? Bagaimana strategi bercinta agar seks mencapai puncak, tapi terhindar dari serangan jantung? Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih. Fikri / Pasar Minggu, Jaksel
Jawab:
Biasanya orang yang sakit jantung meninggal saat berhubungan seks karena berhubungan seks bukan dengan istrinya. Karena debaran jantung bertambah maka tingkat stress yang dialami terus meningkat (takut dosa). Selain itu, serangan jantung juga bisa terjadi karena penggunaan obat-obat kuat. Karena itu bagi penderita jantung jangan melakukan selingkuh bila tidak ingin menyesal nantinya. Hubungan seks pada penderita jantung bisa mencapai puncak, sangat tergantung pada parah tidaknya penyakit jantung yang diderita. Yang terpenting adalah lakukan seks itu pada isteri sendiri, perlahan-lahan saja, anggap saja seks itu suatu hiburan yang menyenangkan. Lakukan hal tersebut dengan rasa cinta. ***
ML Selama Puasa
Hallo, apa kabar dr Boyke.
Dok, saya perempuan berusia 34 tahun dengan 1 anak berusia 2 tahun. Masa perkawinan saya saat ini sedang asyik-asyikya, karena kami masing-masing sudah tahu apa yang diinginkan dalam berhubungan seks. Artinya, tidak ada egoisme perorangan dalam hubungan suami istri ini.
Karena itu, saat memasuki bulan puasa ini, beberapa pekan terakhir ini kami dilanda kegelisahan yang luar biasa. Maklun, masa "bulan madu" yang tercipta dalam 6 bulan terakhir ini sempat menimbulkan keraguan. Karena biasanya kami berhubungan badan 3 kali seminggu, tetapi dua pekan terakhir ini nyaris baru dua kali.
Sebenarnya aturan main dalam berhubungan seks di bulan puasa ini seperti apa? Apakah sebaiknya kegiatan seks dalam keluarga dihentikan atau dihindari? Atau, apakah hubungan seks masih bisa dilakukan? Bagaimana hubungan seks yang baik di bulan puasa? Apakah ada pembatasan-pembatasan tertentu - untuk tidak melanggar norma - dalam melakukan hubungan seks di bulan puasa?
Sebagai penganut Muslim, kami sekeluarga biasa melakukan kegiatan berpuasa bersama dengan sebaik-baiknya. Tentu ada irama perubahan dalam kehidupan keseharian kita. Selain anggota keluarga wajib melakukan kegiatan shalat lima waktu, juga ada saat manakala kita semua harus berbuka puasa pada saat magrib dan ada kegiatan sahur pada dinihari.
Pertanyannya, kapan saat yang paling tepat untuk melakukan hubungan seks di bulan puasa?
Sulastri A
Mampang,
Jakarta Selatan
Jawab:
Penelitian di Klinik Pasutri, aktivitas seks di bulan puasa menurun sampai 50 persen. Itu wajar saja karena memang pasutri (pasangan suami istri) di bulan Ramadan lebih mengutamakan memperbanyak ibadah pada yang maha kuasa.
Walaupun demikian, kegiatan seks jangan dihentikan karena seks merupakan ekspresi cinta antara suami istri. Lakukanlah seks setelah kegiatan ritual agama selesai (misal setelah sholat tarawih, atau selesai tadarus).
Melakukan hubungan seks menjelang sahur pun merupakan pengalaman menyenangkan, karena setelah itu, suami dan istri dapat melakukan mandi junub bersama-sama dengan air hangat dan mempersiapkan hidangan sahur.
Romantis bukan? Pembatasan seks di bulan puasa hanyalah pada siang hari. Setelah kita berbuka, seks boleh dilakukan, hanya saja jangan dalam keadaan makanan masih penuh dalam lambung. Tunggu 1-2 jam sehabis makan, agar seks yang dilakukan lebih nyaman.
Rabu, 25 April 2012
Pantang ML Selama Puasa?
Dr Boyke yang baik,
Memasuki bulan puasa, saya bersama suami bersepakat untuk pantang melakukan hubungan seks selama sebulan penuh. Maksudnya, kami benar-benar ingin khusyuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya, dengan menjauhi hal-hal yang buruk, termasuk pantang melakukan hubungan seks untuk sementara.
Pertanyaannya, apakah niat pantang demikian itu wajar adanya, apalagi pantang tersebut kami lakukan selama sebulan penuh? Bagaimana pula dengan efek dan akibatnya, apakah ada efeknya bagi hubungan seks kami ke depan?
Menurut dokter, niatan pantang demikian itu, baik atau tidak sih, baik ditinjau dari segi agama maupun sisi keharmonisan seks dalam keluarga? Namun, bila ditanya dari sisi hati yang paling dalam, saya menolak niat suami untuk berpantang seks selama puasa. Tetapi mengingat kerepotan yang kami hadapi-maklum kami masih tinggal di Pondok Mertua Indah sehingga sulit rasanya kalau sering-sering keramas di malam hari, membuat kami harus membuat kesepakatan seperti itu, selain tentu saja ada niatan lain untuk kekhusu'an ibadah.
Terima kasih atas perhatiannya. Mohon jawaban!
Indriana Dewi
Cimanggis, Bogor
Jawab:
Berniat seperti itu boleh-boleh saja, asal niat itu disepakati oleh suami dan istri tanpa ada yang merasa "dirugikan". Bagaimana pun seks merupakan energi yang dapat diekspresikan (kegiatan seks), disublimasikan (pada kegiatan-kegiatan ibadah) sehingga tidak membahayakan kesehatan.
Memang, diperlukan saling pengertian yang mendalam antara pasangan suami istri, apalagi jika frekuensi seks sebelum puasa termasuk yang sering dan aktif.
Kalaupun toh niat "pantang seks" selama puasa tidak tercapai karena suami tetap menginginkan, layani saja asal di malam hari, dan tidak perlu merasa bersalah karena agama memperbolehkan melakukan seks setelah berbuka puasa.
Kamis, 19 April 2012
ML Selama Hamil
Dokter Boyke yang baik, Dok, istri saya positif hamil. Saya sangat bersyukur karena kami sudah menunggu sejak dua tahun lalu. Tapi masalahnya, saya ini termasuk orang yang keranjingan seks. Sejak menikah, kami selalu melakukan hubungan seks setiap hari, walau cuma sebentar. Usia istri saya sekarang 24 tahun, sedangkan saya 30 tahun. Istri saya sedang mengandung 2 bulan. Kehamilan istri jelas kami sambut dengan bahagia karena kami akan memiliki momongan hasil buah cinta kasih di antara kami. Pertanyaannya, dok: Bagaimana cara berhubungan seks yang aman agar kandungan istri saya tidak terganggu? Frekuensi berhubungan yang ideal selama istri saya hamil, berapa kali seminggu? Apakah betul, saat kandungan berusia 8-9 bulan, aktivitas seks harus ditingkatkan? Pantangan apa yang tidak boleh dilanggar saat berhubungan agar kehamilan istri saya tidak terganggu? Atas jawabannya, sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Buat Pak Dokter Boyke, sukses ya, Dok! Irwan Hanafie / Jakarta Selatan
Jawab: Sebenarnya seks selama kehamilan boleh-boleh saja, selama keadaan ibu dan janin sehat. Yang dapat menentukan janin dan ibu sehat adalah dokter atau bidan yang merawat selama ibu hamil. Posisi hubungan seks yang aman adalah wanita di atas (female superior) atau pria dari belakang (dog position). Seks yang sehat adalah 1-4 kali per minggu, baik pada wanita sedang hamil ataupun tidak. Hubungan seks saat kandungan memasuki usia 8-9 bulan tidak perlu ditingkatkan. Melakukan 1-4 kali per minggu cukup sehat. Pantangan yang dilarang dalam hubungan seks selama hamil adalah berlaku terlalu kasar, misalnya, menggunakan alat bantu seks yang dimasukkan ke dalam vagina, dan lain-lain. Hal itu sebaiknya tidak dilakukan untuk menghindari luka inveksi pada liang vagina dan keguguran pada jabang bayi. Ok
Senin, 16 April 2012
Penis Suami Bengkok Ke kiri
Hallo dr Boyke ...
Saya perempuan berusia 25 tahun. Saya baru menikah empat bulan lalu. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda kehamilan. Saya telah memeriksakan diri ke dokter. Katanya, kandungan saya bagus dan tidak bermasalah. Dokter hanya memberi obat berupa vitamin untuk suami. Mengapa saya belum hamil juga?
Mengapa satu minggu setelah menstruasi, payudara saya terasa sakit, agak bengkak dan baru normal setelah satu minggu? Apakah menstruasi yang teratur setiap bulan selalu disertai oleh terjadinya ovulasi setiap bulannya? Tinggi dan berat badan saya 163 cm dan 54 kg.
Akhir-akhir ini penis suami agak menekuk ke kiri. Saya pernah membaca sekilas tentang penyakit pyeroni. Dapatkan dokter menjelaskan hal itu. Apakah kondisi itu menjadi salah satu sebab ketidakhamilan saya?
Nina
Cempaka Putih,
Jakarta Pusat
Jawab:
Terjadinya kehamilan, tidak hanya diperlukan istri yang sehat, tetapi jumlah dan kualitas sperma suami juga harus baik. Sekitar 45 persen laki-laki merupakan penyebab kesulitan pasangan punya anak (infertilitas).
Empat bulan belum cukup untuk menilai apakah Anda dan suami tergolong pasangan infertil atau tidak. Cobalah berhubungan seks pada masa subur. Jika dalam waktu satu tahun belum juga berhasil untuk hamil, berkonsultasilah ke dokter kandungan bersama dengan suami.
Payudara bengkak dan sakit setelah satu minggu haid disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen dan progesterone Anda, dan hal tersebut merupakan hal yang normal saja. Mens yang teratur setiap bulan belum tentu terjadi ovulasi setiap bulan. Bisa saja ovulasi terganggu karena telur yang tidak matang atau adanya infeksi.
Penis menekuk ke kiri merupakan hal yang normal dan bukan penyakit pyeroni (penis yang bengkak akibat kelainan pada jaringan ikat yang menebal). Penyakit pyeroni biasanya terasa sakit jika ereksi atau berhubungan seks. Sementara Anda tidak bermasalah dalam berhubungan seks.
Frekuensi Hubungan Intim Yang Ideal
Dr Boyke yang baik,
Maaf, to the point saja, ya dok. Begini pertanyaan saya! Idealnya berapa kali (seminggu) sih berhubungan seks yang sehat itu? Umur saya 30 tahun, suami 39 tahun.Dulu, ketika saya masih pengantin baru, kami seringkali melakukan hubungan seks hampir setiap hari.
Saya ingat, ketika berbulan madu dan menginap di hotel, kami biasa melakukan making love (ML) rata-rata tiga kali sehari. Kemudian porsinya berkurang dengan sendirinya, dan kemudian kami biasa melakukan hubungan seks ratarata 2-3 kali seminggu. Setelah anak pertama dan kedua lahir, hubungan seks kami makin jarang. Apalagi setelah suami naik jabatan, dan semakin sibuk, porsi hubungan seks kami rata-rata hanya seminggu sekali, bahkan pernah sampai dua minggu sekali.
Sejauh ini setiap kali melakukan hubungan seks, kami memang tak pernah punya masalah. Suami saya bukan tipe pria yang egois dan mau enaknya sendiri. Setiap kali berhubungan seks, suami saya selalu menunggu agar saya mengalami orgasme terlebih dahulu. Pokoknya, kami selalu sama-sama asyik.Pertanyaan saya, apakah kelangkaan hubungan seks kami merupakan tanda-tanda memudarnya pula kehidupan seks kami?
Atau, mungkinkah suami saya mulai bosan? Bagaimana mendorong suami agar tetap melakukan ML minimal seminggu dua kali? Terima kasih.
Hetty S
Karawaci Tangerang
Jawab
Frekuensi hubungan seks yang ideal adalah 1-4 kali per minggu, yang biasanya menurun sesuai dengan bertambah lamanya usia perkawinan dan proses penuaan.Stres fisik dan stres psikis (misalnya kelelahan) dapat menurunkan frekuensi hubungan seks pasangan suami isteri, apalagi jika hubungan seks tersebut dilakukan secara monoton, tanpa teknik dan variasi-variasi yang baru. Di samping itu, perubahan postur tubuh akibat kegemukan, melahirkan juga dapat mengurangi gairah suami untuk melakukan hubungan seks.Frekueensi hubungan seks -- satu minggu sekali -- masih normal untuk seusia Anda dan suami.
Jika Anda menginginkan lebih, cobalah meminta pada suami dengan cara-cara dan teknik komunikasi yang baik. Saya yakin suami pasti akan memenuhinya, selama ia tidak mengalami disfungsi. Untuk mengatasi kebosanan dapat dicoba berhubungan seks di tempat-tempat yang romantis (hotel, misalnya), sekaligus merayakan bulan madu ke-2, ke-3 dan seterusnya.
Untuk lebih menggairahkan hubungan suami isteri tadi, cobalah teknik, variasi baru sehingga seks merupakan rekreasi yang menyenangkan. Ok.
Maaf, to the point saja, ya dok. Begini pertanyaan saya! Idealnya berapa kali (seminggu) sih berhubungan seks yang sehat itu? Umur saya 30 tahun, suami 39 tahun.Dulu, ketika saya masih pengantin baru, kami seringkali melakukan hubungan seks hampir setiap hari.
Saya ingat, ketika berbulan madu dan menginap di hotel, kami biasa melakukan making love (ML) rata-rata tiga kali sehari. Kemudian porsinya berkurang dengan sendirinya, dan kemudian kami biasa melakukan hubungan seks ratarata 2-3 kali seminggu. Setelah anak pertama dan kedua lahir, hubungan seks kami makin jarang. Apalagi setelah suami naik jabatan, dan semakin sibuk, porsi hubungan seks kami rata-rata hanya seminggu sekali, bahkan pernah sampai dua minggu sekali.
Sejauh ini setiap kali melakukan hubungan seks, kami memang tak pernah punya masalah. Suami saya bukan tipe pria yang egois dan mau enaknya sendiri. Setiap kali berhubungan seks, suami saya selalu menunggu agar saya mengalami orgasme terlebih dahulu. Pokoknya, kami selalu sama-sama asyik.Pertanyaan saya, apakah kelangkaan hubungan seks kami merupakan tanda-tanda memudarnya pula kehidupan seks kami?
Atau, mungkinkah suami saya mulai bosan? Bagaimana mendorong suami agar tetap melakukan ML minimal seminggu dua kali? Terima kasih.
Hetty S
Karawaci Tangerang
Jawab
Frekuensi hubungan seks yang ideal adalah 1-4 kali per minggu, yang biasanya menurun sesuai dengan bertambah lamanya usia perkawinan dan proses penuaan.Stres fisik dan stres psikis (misalnya kelelahan) dapat menurunkan frekuensi hubungan seks pasangan suami isteri, apalagi jika hubungan seks tersebut dilakukan secara monoton, tanpa teknik dan variasi-variasi yang baru. Di samping itu, perubahan postur tubuh akibat kegemukan, melahirkan juga dapat mengurangi gairah suami untuk melakukan hubungan seks.Frekueensi hubungan seks -- satu minggu sekali -- masih normal untuk seusia Anda dan suami.
Jika Anda menginginkan lebih, cobalah meminta pada suami dengan cara-cara dan teknik komunikasi yang baik. Saya yakin suami pasti akan memenuhinya, selama ia tidak mengalami disfungsi. Untuk mengatasi kebosanan dapat dicoba berhubungan seks di tempat-tempat yang romantis (hotel, misalnya), sekaligus merayakan bulan madu ke-2, ke-3 dan seterusnya.
Untuk lebih menggairahkan hubungan suami isteri tadi, cobalah teknik, variasi baru sehingga seks merupakan rekreasi yang menyenangkan. Ok.
Variasi Dalam Hubungan Intim
Dr Boyke yang baik, Begini dok, saya laki-laki normal, berusia 37 tahun memiliki berat (64 Kg) dan tinggi ideal (168 Cm) sebagaimana laiknya pria Indonesia. Sementara kondisi istri saya (34) tergolong gemuk. Ketika berjalan, kami sering diibaratkan pasangan angka “10″. Menurut dokter, dengan kondisi demikian, sebaiknya bagaimana hubungan seks yang ideal bagi saya dan istri saya? Apakah cara konvensional, istri di bawah dan suami di atas, merupakan cara yang ideal dan wajar? Bagaimana kalau saya menginginkan posisi lain yang lebih bervariatif? Sejauh ini hubungan kami cukup harmonis dengan 2 anak yang lucu-lucu. Kehadiran anak-anak mampu melekatkan keharmonisan kami. Kami juga tak punya masalah dengan kehidupan seks kami. Setiap kali melakukan hubungan seks, kami biasanya sama-sama puas. Dengan kondisi kami, apakah mungkinkan bagi kami melakukan hubungan seks dengan teknik dan cara yang bervariasi?
Suranto A / Jelambar, Jakarta Barat
Jawab:
Istri yang gemuk bukan saja menyulitkan posisi hubungan seks tapi juga akan mengundang berbagai penyakit yang berbahaya (jantung, stroke, dan lain-lain). Paling baik sih, Anda meminta istri untuk melakukan diet agar lebih ramping lagi, dan lebih menarik lagi. Komunikasikan hal ini dengan bijaksana sehingga tidak menyinggung perasaannya. Posisi dan variasi seks tetap masih dimungkinkan pada wanita yang gemuk. Pada dasarnya posisi wanita di bawah, atau posisi menungging (dig position) masih dapat dilakukan. Yang jelas, sebaiknya istri Anda lebih pasif dan Anda yang lebih aktif. Selain posisi dan variasi, sebenarnya tempat atau lokasi melakukan hubungan seks pun dapat divariasikan, misalnya di karpet, di kamar mandi dan di tempat lainnya. Wewangian dan cahaya, semua dapat diubah-ubah sehingga menimbulkan suasana yang baru. Jadi, teknik dan posisi hubungan seks, hanyalah merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas hubungan seks, diperlukan kretivitas dan inovasi dari suami istri untuk mengatasi kejenuhan saat melakukan hubungan seks.
Suranto A / Jelambar, Jakarta Barat
Jawab:
Istri yang gemuk bukan saja menyulitkan posisi hubungan seks tapi juga akan mengundang berbagai penyakit yang berbahaya (jantung, stroke, dan lain-lain). Paling baik sih, Anda meminta istri untuk melakukan diet agar lebih ramping lagi, dan lebih menarik lagi. Komunikasikan hal ini dengan bijaksana sehingga tidak menyinggung perasaannya. Posisi dan variasi seks tetap masih dimungkinkan pada wanita yang gemuk. Pada dasarnya posisi wanita di bawah, atau posisi menungging (dig position) masih dapat dilakukan. Yang jelas, sebaiknya istri Anda lebih pasif dan Anda yang lebih aktif. Selain posisi dan variasi, sebenarnya tempat atau lokasi melakukan hubungan seks pun dapat divariasikan, misalnya di karpet, di kamar mandi dan di tempat lainnya. Wewangian dan cahaya, semua dapat diubah-ubah sehingga menimbulkan suasana yang baru. Jadi, teknik dan posisi hubungan seks, hanyalah merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas hubungan seks, diperlukan kretivitas dan inovasi dari suami istri untuk mengatasi kejenuhan saat melakukan hubungan seks.
Pekerjaan Kantor dan Ejakulasi Dini
Dokter Boyke yang terhormat,
Sebagai seorang suami, akhir-akhir ini saya (48 tahun) merasakan sulit sekali bisa mengendalikan diri saat berhubungan badan dengan istri (39 tahun). Saya merasa, selalu saja lebih dulu orgasme sebelum istri mencapai klimaks. Akibatnya, bisa diduga, istri selalu kecewa dan uring-uringan sendiri. Tak jarang, ia bahkan seringkali menyalahkan saya.
Hal ini terjadi ketika beban pekerjaan saya di kantor menumpuk. Saya juga sering dimarahi atasan karena pekerjaan dinilai tak sesuai target yang diinginkan pimpinan. Apakah masalah kantor bisa berpengaruh terhadap sukses hubungan seks di ranjang? Apakah ini terkait pula dengan usia saya yang sudah mendekati kepala lima? Bagaimana mengatasinya ya dok?
Melihat istri sering uring-uringan, saya jadi sering merasa bersalah dan bertekad untuk bisa mengendalikan diri saat berhubungan intim. Tapi masalahnya, ketika hal itu kami usahakan, yang terjadi justru sebaliknya, sperma saya semakin cepat sekali keluar. Bagaimana ini dok?
Budi Hermanto
Bekasi
Jawab:
Kualitas hubungan seks pasutri memang sangat ditentukan oleh 2 (dua) faktor, yaitu faktor fisik yang berupa kebugaran tubuh, tidak ada penyakit (gula, darah tinggi) dan kebiasaan buruk (merokok, minum-minuman keras) serta faktor psikis yaitu kelelahan, serta kecemasan (stres).
Nampaknya Anda mempunyai masalah yang berkaitan dengan urusan kantor sehingga menimbulkan stress yang berkepanjangan dan perlahan tapi pasti mempengaruhi kualitas hubungan seks Anda, yaitu berupa ejakulasi dini. Makin Anda memaksa diri untuk menahan ejakulasi, makin cepat terjadinya ejakulasi.
Saran saya, santai saja saat melakukan hubungan seks dan coba lakukan senam "kegel" (mengatup dan membuka dubur) biasanya dalam waktu 12-18 minggu akan memberi hasil
Sebagai seorang suami, akhir-akhir ini saya (48 tahun) merasakan sulit sekali bisa mengendalikan diri saat berhubungan badan dengan istri (39 tahun). Saya merasa, selalu saja lebih dulu orgasme sebelum istri mencapai klimaks. Akibatnya, bisa diduga, istri selalu kecewa dan uring-uringan sendiri. Tak jarang, ia bahkan seringkali menyalahkan saya.
Hal ini terjadi ketika beban pekerjaan saya di kantor menumpuk. Saya juga sering dimarahi atasan karena pekerjaan dinilai tak sesuai target yang diinginkan pimpinan. Apakah masalah kantor bisa berpengaruh terhadap sukses hubungan seks di ranjang? Apakah ini terkait pula dengan usia saya yang sudah mendekati kepala lima? Bagaimana mengatasinya ya dok?
Melihat istri sering uring-uringan, saya jadi sering merasa bersalah dan bertekad untuk bisa mengendalikan diri saat berhubungan intim. Tapi masalahnya, ketika hal itu kami usahakan, yang terjadi justru sebaliknya, sperma saya semakin cepat sekali keluar. Bagaimana ini dok?
Budi Hermanto
Bekasi
Jawab:
Kualitas hubungan seks pasutri memang sangat ditentukan oleh 2 (dua) faktor, yaitu faktor fisik yang berupa kebugaran tubuh, tidak ada penyakit (gula, darah tinggi) dan kebiasaan buruk (merokok, minum-minuman keras) serta faktor psikis yaitu kelelahan, serta kecemasan (stres).
Nampaknya Anda mempunyai masalah yang berkaitan dengan urusan kantor sehingga menimbulkan stress yang berkepanjangan dan perlahan tapi pasti mempengaruhi kualitas hubungan seks Anda, yaitu berupa ejakulasi dini. Makin Anda memaksa diri untuk menahan ejakulasi, makin cepat terjadinya ejakulasi.
Saran saya, santai saja saat melakukan hubungan seks dan coba lakukan senam "kegel" (mengatup dan membuka dubur) biasanya dalam waktu 12-18 minggu akan memberi hasil
Rabu, 11 April 2012
Suami Diam Soal ML
Halo dr Boyke ...
Saya seorang ibu rumah tangga dengan dua anak. Usia pernikahan saya (36 tahun) dengan suami (41 tahun) sudah berjalan 7 tahun. Terus terang, saya termasuk wanita yang beruntung mempunyai suami yang setia dan cukup concern dan peduli terhadap keluarga. Bukan itu saja, suami saya juga tergolong tipe pria yang tidak egois dalam segala hal, termasuk dalam berhubungan intim.
Maka, setiap kali kami melakukan hubungan badan, saya selalu merasa puas. Celakanya, sampai saat ini saya tak pernah mengetahui apakah suami saya juga terpuaskan. Sehabis melakukan hubungan intim, suami memang saya selalu bersikap baik dan tetap menunjukkan kesetiaan dan kasih sayang, namun dengan roman muka yang biasa-biasa saja. Suami saya memang bertampang cuek dan acuh.
Sebagai seorang istri yang selalu merasakan kebahagiaan luar biasa, tentu saya juga sangat menginginkan pasangan juga berbahagia. Sebaiknya bagaimana sih dok, membahagiakan suami di ranjang itu? Saya merasa telah banyak menerima kebahagiaan, tetapi merasa kurang memberikan kebahagiaan pada suami, khususnya ketika melakukan making love di atas ranjang. Mohon petunjuknya, ya dok!
Susianti
Rawamangun, Jakarta Timur
Jawab:
Menjadi kewajiban pasangan istri untuk dapat saling membahagiakan pasangannya. Selama 7 tahun Anda merasa berbahagia karena ia tidak egois, nampaknya Anda selalu mencapai orgasme dalam setiap hubungan seks, dan ini memang suatu keberuntungan.
Namun, rasanya Anda masih penasaran apakah juga berbahagia. Saya kira, merupakan hal yang wajar jika setelah berhubungan seks, kita bertanya pada pasangan, apakah ia merasa puas atau tidak. Meskipun wajah suami ibu cuek-cuek saja, tapi saya yakin dia juga berbahagia karena bisa membuat ibu orgasme.
Pada pria, setiap kali ia mengalami ejakulasi, ia pun mengalami orgasme. Jadi dia pun tentunya puas setelah melakukan hubungan seks. Untuk lebih membahagiakan, coba lakukan tekhnik dan variasi seks yang baru, sehingga suami lebih senang lagi.
Saya seorang ibu rumah tangga dengan dua anak. Usia pernikahan saya (36 tahun) dengan suami (41 tahun) sudah berjalan 7 tahun. Terus terang, saya termasuk wanita yang beruntung mempunyai suami yang setia dan cukup concern dan peduli terhadap keluarga. Bukan itu saja, suami saya juga tergolong tipe pria yang tidak egois dalam segala hal, termasuk dalam berhubungan intim.
Maka, setiap kali kami melakukan hubungan badan, saya selalu merasa puas. Celakanya, sampai saat ini saya tak pernah mengetahui apakah suami saya juga terpuaskan. Sehabis melakukan hubungan intim, suami memang saya selalu bersikap baik dan tetap menunjukkan kesetiaan dan kasih sayang, namun dengan roman muka yang biasa-biasa saja. Suami saya memang bertampang cuek dan acuh.
Sebagai seorang istri yang selalu merasakan kebahagiaan luar biasa, tentu saya juga sangat menginginkan pasangan juga berbahagia. Sebaiknya bagaimana sih dok, membahagiakan suami di ranjang itu? Saya merasa telah banyak menerima kebahagiaan, tetapi merasa kurang memberikan kebahagiaan pada suami, khususnya ketika melakukan making love di atas ranjang. Mohon petunjuknya, ya dok!
Susianti
Rawamangun, Jakarta Timur
Jawab:
Menjadi kewajiban pasangan istri untuk dapat saling membahagiakan pasangannya. Selama 7 tahun Anda merasa berbahagia karena ia tidak egois, nampaknya Anda selalu mencapai orgasme dalam setiap hubungan seks, dan ini memang suatu keberuntungan.
Namun, rasanya Anda masih penasaran apakah juga berbahagia. Saya kira, merupakan hal yang wajar jika setelah berhubungan seks, kita bertanya pada pasangan, apakah ia merasa puas atau tidak. Meskipun wajah suami ibu cuek-cuek saja, tapi saya yakin dia juga berbahagia karena bisa membuat ibu orgasme.
Pada pria, setiap kali ia mengalami ejakulasi, ia pun mengalami orgasme. Jadi dia pun tentunya puas setelah melakukan hubungan seks. Untuk lebih membahagiakan, coba lakukan tekhnik dan variasi seks yang baru, sehingga suami lebih senang lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)